Tuesday, October 05, 2004

MERENTANG WAKTU

Merentang Waktu

Hari ini atau mungkin besok
Mungkinpun lusa
Masih kan kuisi sekedar membunuh hari
Melenggang di belakang sang waktu

Sesekali kulihat seberang tepi jalan itu
Sebuah pohon tua
Masih menarik bagiku memandangnya
Walau kini hanya dahan dan ranting kering
Yang berderak saat angin kering menghembus

Lalu hujanpun mulai singgah di halaman rumahku
Semakin deras menerpa udara jingga sore
Pohon tua menjadi samar dalam deras hujan
Awan hitam itu menambah suasana makin dingin

Seperti hatiku disore itu
Dingin membeku, mengumpalkan egoku
Menjadikan aku orang lain dalam diriku
Menjadi terasing
Entah sejak kapan