Tuesday, March 01, 2005

JANGANLAH PERNAH BERAKHIR

JANGANLAH PERNAH BERAKHIR
karena ku tak pernah bisa menerima

KU berharap apa yang KURASA ini hanyalah sekedarnya
Karena RASA ini mencabikku teramat dalam
RASA TAKUT akan suatu AKHIR yang belum KUMULAI
Pangkal yang tak berujung
Memburu berderap dalam NADIKU
Membakar padang hijau di HORIZONKU
Akankah HIJAU yang kucinta kan sirna ?
Aku merebah disela TAKDIR yang mengisi sela waktu

Aku kini adalah BIBIT HIJAU
Apakah aku harus mati dalam kemarau DIPADANG HIJAU
Aku bahkan belum memulai untuk tumbuh
Akankah GERSANG tak memberiKU HATI untuk tumbuh disampingMU
Bersemi bersama dan melindungi HIJAUMU dengan HIJAUKU
Dari hembusan angin kelana dan teriknya matahari

Wahai HIJAU yang kan selalu KUCINTA
KUinginkanMU dan selalu bersamaMU
KAU telah tunjukkan CINTA dan menyejukan JIWAKU
TAK SEHARUSnyalah ini BERAKHIR
Aku tak ingin dan tak akan pernah ingin semua ini BERAKHIR
SEINDAH apapun itu TAK AKAN mampu menutup dan menyembuhkan LUKA

Haruskah KUbunuh tiap jiwaKU yang menemukan CINTAnya
Aku tak ingin lagi karena akan selalu LEBIH SAKIT
Tak ada kata BIASA untuk KEHILANGAN CINTA
Tak ada kata BIASA untuk KEHILANGAN JIWA
Aku TAK BISA dan tak ingin lagi
Cukuplah KAU saja diHATIKU
Dalam CINTAKU

Wahai HIJAUKU
Hari-hariKU adalah meRINDUkanmu
Saat-saatKU adalah INGINkanmu
DetakKU adalah menCINTAmu
Apakah SALAH bila aku menCINTAmu ?
Dan aku tak pernah menyesali KESALAHAN itu