Monday, August 15, 2005

Telisik Hutan Bambu

.
Kututupi pandangku pada nanar bisu hutan bambu
Sembilu-sembilu tipis merantai keinginan
Ditingkah angin sepi
Ia tak lagi hampiriku disini
Ia telah lupakan adaku
Setelah ia temukan hamparan savana

Kututupi telingaku pada pekik pedih hutan bambu
Hutan bambu yang tak menarik lagi
Ia enggan hampiriku disini
Ia hanya lihat sunyinya
Tak sempat melihat kedalam sana
Telaga yang terjaga jernihnya

Ia masih seindah dulu
Dan aku memandangnya berlarian di savana
Mengejar mataharinya
Aku berharap suatu hari nanti ia kan kembali
Kembali pada hutan bambu dan ramaikan keteduhan

Ia masih seindah dulu
Hatinya menari dalam setiap suasana
Tak akan hilang dan akupun masih memandangnya
Rindukannya...
Imaji menembus hutan bambu
Mencarinya dan menantinya
Kuingin ini nyata!

Entah sampai kapan
Mungkin hingga suatu saat
Saat ia akan kembali di sini
dan hutan bambu menjadi hamparan tulip
Atau aku terkubur disini
Dalam hutan bambu yang kian melebat

Telisik sunyi hutan bambu
Mungkin tak akan terdengar kini
Tapi jiwa ini tak mampu dustai nyata
Bahwa aku benar-benar tak mampu kehilangannya
Hanya kesungguhan yang kini kupunya
.