Friday, April 15, 2005

Saat bagi jiwa

dibawah rembulan pudar

CINTA identik dengan KETIDAK-ADILAN
Semua masih sama walaupun kadang ada yang berteriak KETIDAK-ADILAN
Dan YANG berteriakpun ikut juga memperkosa KEADILAN
Saat ditanyakan kembali mereka mengelak atau hanya terdiam
Bukankah seharusnya orang yang mencinta juga di cinta
Bukankah setiap manusia berhak atas CINTA

Adakah rasa yang tercipta mencekatkan terang pada gelap
Sudahkah memakna barisan kata yang terucapkan
Ataukah sekedar bias impian yang memudar dan menghilang ?
Sejenak saja langkah ini terhenti menyambut jingga
Dan seluruh kesunyian hati meraja
Tak tersisa lagi keangkuhan yang dulu sempat bertahta

Pun kini,
Deras sudah peluh menarik pedati hidup yang dihela sang waktu
Berlari dalam ritme yang aneh diatas jalan terjal berkelok
Adakah penghambaan dari cipta yang terungkap
Masihkah ada cinta saat keremangan menjadi gelap

Siapa yang akan percaya perkataan orang terbuang
Siapa yang akan terima pernyataan dari orang hina
Sudah tiada tempat di bumi ini
Tak ada lagi bentuk selain cemoohan dan tawa

CINTA masih identik dengan KETIDAK-ADILAN
Pertanyaan-pertanyaan yang masih memusingkan kepala
Dan membuatku TERTAWA PEDIH
Disini saat rembulan memudar di tirai awan